Hari itu, Ali menemukan dirinya menikmati perjalanan yang cukup menarik di atas feri ekspres menuju Lampung.
Suasana laut yang biru dan langit yang cerah telah menciptakan suasana yang menyenangkan.
Ali memutuskan untuk duduk di dek kapal, menikmati angin laut yang segar dan pemandangan indah yang melintas.
Di samping Ali, duduklah seorang bapak yang juga tampak menikmati pemandangan. Beberapa saat kemudian, mereka memulai percakapan ringan.
Bapak: (dengan senyum ramah) Mau kemana, Dek?
Ali: (sambil tersenyum) Ke Lampung, Pak. Bapak sendiri?
Bapak: Saya hanya menikmati perjalanan feri ini. Sedang dalam rangka penelitian kelautan.
Ali: (terkesan) Wow, keren sekali! Tentang apa penelitiannya, Pak?
Bapak: Saya sedang mempelajari arus laut. Mengerti tentang arus laut itu sangat penting, lho. Kebetulana saya profesor di bidang oseanografi. Saya sangat paham tentang laut dan masalah-masalah di dalamnya.
Ali: (agak bingung) Arus laut, Pak? Saya tidak pernah tahu tentang itu.
Bapak: (tersenyum) Sayang sekali, Dek. Jika kita memahami arus laut, kita bisa tahu bagaimana cara berenang ke tempat yang lebih aman jika kapal ini tenggelam. Kita akan bisa menghemat tenaga jika kita tau ke mana arus laut bergerak.
Ali hanya mengangguk mengerti, meskipun sebenarnya ia merasa sedikit cemas mendengar tentang kemungkinan tenggelamnya kapal.
Bapak: (lanjut menjelaskan) Dan apakah kamu mengerti tentang gelombang laut?
Ali: (dengan jujur) Sama sekali tidak, Pak. Saya memang tidak pernah belajar tentang itu.
Bapak: (berbicara dengan semangat) Sayang sekali, Dek. Jika kita memahami tentang gelombang laut, kita bisa lebih waspada terhadap tanda-tanda bahaya dan merencanakan tindakan jika kapal dalam situasi sulit.
Bapak itu melanjutkan, "Jika anda tidak mengerti arus dan juga gelombang laut, apa yang akan mas andalkan?
Ali: Benar pak, saya tidak tau apa-apa tentang oseanografi. Saya hanya bisa berenang. Apakah Bapak bisa berenang juga?
Bapak: Sama sekali tidak mas. Emang kenapa?
Ali: (tersenyum lembut) Pak, sebenarnya, belajar tentang berenang juga sangat penting. Apalagi jika terjadi keadaan darurat seperti jika kapal feri ini tenggelam.
*****
Gambar fitur:
https://www.thetimes.co.uk/
https://www.thetimes.co.uk/
Wah Ali lagi ke Lampung toh..kenapa kita gak berjumpa di kapal ya Ali😀...sayapun baru balik ke Lampung tgl 12 kemarin hehehe
BalasHapusHaalllaaa!!🤣🤣🤣
BalasHapusBerarti keduanya orang pintar bang.😁😁
Tapi keduanya tetap punya kekurangan masing2. 🤣🤣🤣
Boro2 mau ngerti arus dan gelombang, kalo dah tenggelam mah ga inget soal begituan mas 🤣🤣. Apalagi ga bisa berenang hahahaha
BalasHapuswaduh, saya jg gak bs berenang mas... gmn donk...
BalasHapushahahahaha mendingan bisa berenang dl baru ngerti soal arus laut n gelombang
BalasHapushahahaha mending bisa berenang dl sebelum ngerti ttg arus laut dan teori gelombang. walau klo dah tenggelam kayaknya susah juga mikir2 teori haha
BalasHapusdulu waktu masih tinggal di pontianak, kalau mau balik jawa salah satu moda transportasinya adalah dengan naek kapal laut. 3 hari 2 malam, sekarang udah tinggal di jawa kok kayaknya enggak kepengen lagi naek kapal eheh
BalasHapusNgakak sama endingnya kkwkwk. Kata-kata Bapak dikembalikan lagi. Percuma juga tau ilmu tentang nyari arah aman pas di laut tapi gak bisa renang kwkwk aduh si bapak lucu
BalasHapusNah iya. Kalau kapalnya tenggelam, gimana mau selamat kalau gak bisa renang, bapaaaaaak. Percuma juga ilmu oseanografi nya. Wkwkwk 🤣
BalasHapus