-->

Pengalaman Merayakan Idul Fitri Pada Beberapa Kota Hingga di Kapal

April 28, 2022
Kartu Idul Fitri 1443 H
Canva.com

Jejakbede.online - Tetiba pengen bercerita berbagai kisah saat merayakan Idul Fitri pada beberapa kota yang pernah kami tinggali. Maklum, kami adalah nomaden yang sedang berburu kitab suci.

Kami merantau karena tugas dan mudik karena rindu. Tapi apa daya terkadang tak bisa mudik juga karena jarak yang membentang, membuat rindu berat diongkos😁.

Nah karena susah mudik, kami lebih sering merayakan Idul Fitri pada berbagai tempat. Jadinya kami bisa merasakan keunikan di tiap tempat saat merayakan Idul Fitri tersebut. Pastinya merupakan pengalaman sangat berharga ya. Menghibur hati.


Palembang

Tahun ini  insya Allah, kami akan merayakan Idul Fitri di sini. Sebenarnya belum ada cerita ya karena Idul Fitri masih beberapa hari lagi. 

Tapi guna persiapan saya dah nanya teman-teman di sini gimana biasanya kebiasaan kalo lebaran di Palembang. Secara umum sih sama aja katanya. Abis sholat ya akan saling berkunjung ke keluarga dekat.

Hari kedua dan ketiga bakal macet karena hampir semua orang akan saling berkunjung ke kerabat dan  teman-teman dekat. Hari keempat bakal sepi, karena umumnya pergi berwisata. 

Untuk makanan yang khas Indonesia, opor ayam, rendang, ketupat hingga lontong pasti ada. Pempek? ya wajiblah.


Bukittinggi

Kami dua tahun berada di kota ini. Bukittinggi coret sih, soale kalo saya sebut nama kampungnya pasti banyak yang roaming hehe.

Idul Fitri pertama tahun 2019. Biasa saja sebagaimana di tempat lain. Abis sholat Ied ya berkunjung ke teman dan tetangga dekat. Sehari aja selesai karena sirkel saya, ya teman kantor ya tetanggaku. Kan di komplek rumah dinas dan kebanyakan sesama perantau

Baca ya:

Bukittinggi nih kan ya kota tujuan wisata di Sumatera. Tak heran suasana menjelang Idul Fitri macet di mana-mana karena pemudik dan wisatawan jadi satu. Plat mobil luar kota lebih dominan di jalan raya.

Pada hari kedua, karena yang berkunjung dah gak ada dan yang mau dikunjungi juga gak ada, ya kami pergi staycation ke Padang. Jarak dari Bukittinggi ke Padang kurang lebih 90 kilometer.

Biar sekalian wisata kami memilih rute lain yaitu melewati Danau Maninjau. Jadi muter sih, tapi ada ada tiga objek wisata yang sekaligus bisa kita lewati yaitu Puncak Lawang, Kelok 44 dan Danau Maninjau itu sendiri.

Ceritanya di sini:

Idul Fitri 2020 tidak banyak cerita  karena dua kali Idul Fitri masih dalam suasana Covid-19. Untuk pertama kali kami sholat Ied di rumah saja. Saya jadi terpaksa jadi imam, istri dan anak-anak jadi makmum. Khutbahnya denger onlen dari yutub.

Selama sebulan penuh juga kami tarawih sendiri di rumah saja. Pengalaman berkesan karena harus mengecek hafalan surat-surat pendek lagi biar gak salah-salah baca di hadapan anak dan istri.


Pontianak

Sebenarnya kami tinggal di Pontianak coret, tapi hampir semua urusan ke Pontianak. Ya, mirip-mirip orang Depok yang lebih sering ke Jakarta dari pada ke Bandung.

Kami di sana selama tiga kali Idul Fitri dan dua kali tak mudik pula. Sempat mudik saat Idul Fitri pertama saja pada 2016.

Suasana yang berkesan saat Idul Fitri di sana adalah orang-orang banyak berbusana khas Melayu. Kalo mau tahu, kayak suasana pakaian saat Idul Fitri di film Upin Ipin.

Cerita lainnya adalah kebiasaan teman-teman kantor saja. Hari pertama teman-teman yang tidak tinggal di kompleks rumah dinas akan berkunjung silaturahim.

Kunjungan balasannya biasanya kita janjian, menetapkan satu hari khusus. Pada hari itu, secara konvoi kami yang dari kompleks akan menyerbu teman-teman yang di luar kompleks tersebut. Kebayangkan kalo ada 10 tujuan, terus semua menyediakan makan besar😅😅😅. 


Mataram - NTB

Menurut kami, yang paling unik adalah Idul Fitri di Mataram dan sekitarnya. Di sini sepi dan biasa-biasa saja suasananya. Abis sholat Ied yang ke rumah masing-masing melanjutkan aktivitas biasa. Yang saling berkunjung kebanyakan adalah warga pendatang saja.

Di Lombok yang ramai justru saat maulidan. Orang-orang Lombok yang pada merantau, mudiknya justru saat bulan Maulid. Nah pada saat ini suasana serasa kayak Idul Fitri di tempat lain.

Rumah-rumah menyediakan hidangan beraneka rumah dan kemudian orang-orang akan saling berkunjung. Menu khas Lombok sudah pasti terhidang.
Menu khas Lombok yang biasa disajikan saat Mauludan
Gambar: https://dapursasak.com/tempat-kuliner-khas-lombok/

Kami di sana tak lama, hanya 15 bulan, sekali saja merasakan Idul Fitri tapi dua kali mauludan. Tetapi serasa kayak dua kali merayakan Idul Fitri gitu.


Depok

Kami di sini kurang lebih dua tahun, karena studi dan saya membawa keluarga. Mungkin di sini pengalaman yang cukup manis-asem-asin. Pertama kali sejak menikah merayakan Idul Fitri tidak bersama keluarga besar.


Sebenarnya saat di sana tiap tahun kami mudik tapi bukan pas Idul Fitri. Bedalah rasanya ya.

Karena cuma ngontrak, jadi peralatan dapur kurang banget. So istri masak apa yang bisa di masak meski gak ada pula tamu yang datang hehe. Paling tidak pulang sholat Ied adalah rezeki yang bisa dimakan bersama.

Istri tahu makanan kegemaran saya yang khas dari kampung di Palu. Masakan mirip gule daging sapi tapi lebih pekat karena dicampur kelapa sangrai. Bumbunya dibuatkan ibu saya dari Palu dan dikirim ke Depok.

Kemana abis sholat Ied? Depok dan Jakarta tuh sepi kalo lebaran. Tetangga kontrakan juga pada mudik dan teman-teman kantor area Botabek juga banyak yang pada mudik ke Jawa.

Jadilah abis sholat Ied sungkem ke bapak/ibu kos yang emang baik banget. Udah jadi kayak orang tua sendiri. Kemaren saat ke Jakarta, saya ngajak istri silaturahim ke mereka setelah 15 tahun lebih tidak bertemu. Kalo saya sendiri karena sering ke Jakarta masih beberapa kali mampir ke mereka.

Duh istri dan ibu kos pelukan nangis-nangis. Mereka masih ngenali istri meski  mereka udah berangkat uzur.

Balik ke cerita Idul Fitri, ternyata umumnya hari pertama banyak yang langsung pergi berwisata. Kami pun tak ketinggalan. Tujuannya Bonbin Ragunan, nengok buyut kata bapak kost 😂😂😂.


Manado

Saya di Manado kurang lebih 15 tahun. Di sini pula bertemu jodoh dan sampai dapat 3 orang putra. Anak ke-4 lahirnya di Pontianak, terpaut 10 tahun dengan abangnya yang ketiga.
Cerita anak keempat:
Salah satu pengalaman berkesan adalah saat sholat Idul Fitri di kawasan bandara Manado. Selepas sholat dan khutbah, Pak Gubernur Sulawesi Utara yang tentu saja nonmuslim berkesempatan memberi sambutan dan ucapan selamat Idul Fitri.

Indahnya toleransi saat itu, sepertinya sulit kita temukan sekarang ya.

Hari pertama Idul Fitri sama seperti di tempat lain. Berbagai hidangan juga tak berbeda jauh. Keunikannya adalah di Manado ada yang namanya lebaran ketupat.

Biasanya digelar pada hari ketujuh sesudah ldul Fitri. Pada saat ini, beberapa kantong-kantong muslim menggelar "open house" secara bersamaan. Tenda-tenda didirikan dan makanan dihidangkan pada siapa saja yang lewat dan mau mampir.

Pejabat setempat biasanya hadir dan akan ada seremonial membuka acara Lebaran Ketupat tersebut.


Lebaran di atas Kapal

Merayakan Idul Fitri di atas kapal pastinya tak akan terlupakan. Alkisah saat tingkat dua kuliah di Jakarta, saya ditawarkan tiket promo kapal laut oleh tetangga yang punya usaha travel.

Kapal yang saya tumpangi saat itu mirip ini
Gambar: http://port-of-arar.blogspot.com

Jadilah saya mudik sendiri karena emang lom merit, belum laku.  Perjalanan dari Tanjung Priok hingga kampung saya memakan waktu 4 hari 4 malam.

Nah, Idul Fitri jatuh pada hari keempat, sementara kapal baru sampai di kampung saya pada sore di hari keempat tersebut.

Perjalanannya 4 hari 4 malam tetap seru sih. Sebelumnya pada hari kedua dari Surabaya dan ketiga dari Makassar saya bertemu teman-teman sekampung yang juga mau mudik dan naik kapal yang sama.

Mayanlah, perjalanan jadi ramai dan  tentunya banyak cerita karena pertama kali bertemu setelah dua tahun lulus dari SMA.

Pagi hari di hari keempat, para penumpang sholat Ied di atas kapal tentunya. Penuh haru biru deh. Kita maaf-maafannya sama teman-teman sekampung dan juga kenalan baru yang sebarak di kapal.

Sesudah sholat Ied, barulah pada sarapan pada restoran kapal. Kayaknya pada saat itu menunya cukup meriah, ada opor ayam. Biar "feel" Idul Fitrinya dapat kali. Biasanya sahur ataupun sarapan adanya telor dadar dan sepotong tahu serta sayur sawi tumis.

Sore hari, kapal merapat di kampung saya. Alhamdulillah bisa segera kumpul dengan orang tua dan keluarga besar.

Gitu deh sobat, sekelumit pengalaman saat merayakan Idul Fitri pada berbagai kota. Bagaimana dengan kalian, mudikkah tahun ini?

38 Komentar untuk "Pengalaman Merayakan Idul Fitri Pada Beberapa Kota Hingga di Kapal"

  1. Aku tuh pengen banget bisa ngerasain lebaran di negara lain sebenernya 😄. Tapi negara yg bener2 beda Ama Indonesia dari segi culture Yaa. So far ngerasain pas kuliah di Penang, tapi kan Penang mirip Ama Indonesia,Trutama iklimnya. Banyak muslim juga, jadi buatku ga ada beda.

    Paling lama di Aceh 20 THN. Suka banget di sana, Krn selalu ada tradisi lebaran open house di rumah GM dari PT Arun LNG, dengan makanan melimpah 😁😄. Berkesan banget.

    Suamiku palingan yg beruntung bisa ngerasain lebaran di Korut , Jepang, Jerman, Finland dan Bulgaria. Soalnya itu negara2 penempatan pas mertua diplomat. Jadi otomatis suami ikut ngerasain.. dia bilang unik aja sih, sayang tuh anak ga terlalu merhatiin suasana dll. Beda sama aku yg pasti merhatiin detil dan kebiasaan tertentu dari budaya di suatu negara

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah kalo mb Fani gak diragukan travelingnya, antar kota antar negara hehe. Berarti tinggal nyocokin idul fitrinya mb trs ngajak paksu keliling mancanegara biar merasakan suasanya di sana ya

      Hapus
  2. wah traveler juga dong berarti.... lebaran di palembang asih tuh... bisa makan empe empe kapal selam..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mulai dari sarapan pe makan malam bisa mas :)

      Hapus
  3. Pengalaman unik dan mengharu biru. Saya juga pernah lebaran dalam perjalan di atas bus menuju kampung halaman. Tanpa salat Ied. Malahan sebelum waktu salat Ied, minta busnya berhenti pada sebuah masjid entah dimana, untuk bayar fitrah entah pada siapa. Pastinya pada pengurus masjid.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wow, pastinya nano2 banget ya dah idul fitri masih dalam bus

      Hapus
  4. Luar biasa ya pengalaman hari raya di beberapa tempat berbeda, itu sangat menarik, selalu ada cerita ya.

    BalasHapus
  5. Pada intinya ternyata semua daerah sama cara merayakan lebaran dan suasananya pun terasa tak jauh berbeda.

    BalasHapus
  6. Budaya saat lebaran di berbagai wilayah tuh unik, yaa. Berasa pengen ikut lebaran di semua daerah haha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. bisa dicoba mba, tiap tahun keliling 1 kota yang beda ut lebaran

      Hapus
  7. wahhh hebat tu mas. dapat merayakan syawal di merata tempat. next, boleh beraya di malaysia pula😀

    BalasHapus
  8. pengalaman unik dan menarik.....
    di kapal, barangkali yang paling unik

    BalasHapus
    Balasan
    1. unik banget mas, sholat sambil diayun2 kapal hehe

      Hapus
  9. keren sih mas bisa merasakan suasana lebaran do berbagai kota indonesia. Kalo saya sih ya paling jauh di sekitaran sini aja

    BalasHapus
  10. sukaa sama pengalaman bang day, Aku bacanya seneng campur sedih. tapi sedih yang bahagia hehehe
    ngerasain pindah-pindah dan kadang sedihnya pas lebaran ga bisa pulang kampung.
    terus nggak nyangka ya, bapak kos yang di jakarta masih hapal dan pas reunian nangis nangis, momen kayak gini ini yang dalem banget.
    kalau kita pindah-pindah kayak gini jadi punya banyak "sodara" yang meskipun jauh dari keluarga sendiri, tapi berasa punya keluarga di kota asing
    momen silahturahmi yang masih terjaga ya bang day

    BalasHapus
  11. Pengalaman yang jarang dilakukan banyak orang, lebaran di kapal. pengalamannya menarik banget mas.

    BalasHapus
  12. Wah pengalaman lebaran bang day sungguh beragam.. saya cuma lebaran di sekitaran kota saja. Keluarga saya dan suami ada di kota yang sama, saudara juga cuma di kota kota sebelah. tidak perlu mudik naik kereta atau bis, apalagi naik kapal .ehehe
    Selamat lebaran Bang Day

    BalasHapus
  13. mengapa aku jadi kebayang makanan khasnya ya Bang Day TT

    yang di palu berasa kayak gulaibdaging...wahhh...ngiler...lalu makanan khas lombok yang kubayangkan serba cabai. Dan bukittinggi...ini bikin ku kangen sama kelok 44 yang puanjang dan meliuk liuk itu buat sua danau cantiknya

    Aku pengen deh merasakan lebaran yang hidangannya aneka pempek.. Pengen gitu sekali kali sajiannya ini. Langsung kebayang pempek kulit, lenjer, kapal selam, adaan ama yang isinya irisan pepaya muda...yammmm!

    kami kemaren sebulan full juga terawih di rumah bang day hihihi

    BalasHapus
  14. Orang kata, jauh perjalanan luas pemandangan. Hee~ Salam Aidilfitri dari Malaysia.

    BalasHapus
  15. Asyik banget sih si BangDay ini, hidupnya seru, bisa merasakan lebaran di banyak tempat.
    Kalau saya, samaan pernah merasakan lebaran di atas kapal, gara-gara mudik telat, jadinya pas lebarannya masih di kapal :D

    BalasHapus
  16. Wahh seru banget nih bang Day bisa ngrayain lebaran di tempat yg berbeda2, pasti berkesan banget.

    Btw gimana rasanya di kapal 4 hari 4 kapal bang? Aku yg sering nyebrang Merak-Bakauheni paling 2 jam aja bosen banget rasanya hahaha, kalau naik kapal pesiar pasti beda ceritanya.

    BalasHapus
  17. baruuu berkunjung lagi nih.tahun ni kami mudik lampung hehehe....kangen naik kapal laut juga pas baca lebaran di kapal. Tp kok skrg kayak takut lama di laut gitu ya...hahaha

    BalasHapus
  18. Udah berapa tahun ya saya lebaran di rumah aja? Kayaknya sih sejak tahun pertama ada pandemi itu. Baca pengalaman Bang Day bikin iri, asli deh ;-( Apalagi bisa ke mana-mana bareng keluarga.

    BalasHapus
  19. wah hebat sekali
    saya lebaran kemarin tak bisa mudik

    BalasHapus
  20. Baru bisa mampir bang dayyyyy..

    BalasHapus
  21. Keren banget ya, Mas bisa ngerasain lebaran di banyak tempat wkwkw...
    Aku lebaran di Jakarta terus. Bahkan gak pernah mudik walau sebenernya punya kampung. Eh, mudik sih. Tapi ya cuma sehari PP, atau nginep 1 malem. Itupun berangkatnya abis lebaran wkwk..
    Duh, jadi pengen juga mudik ke tempat suami.
    eh,, jodohhh mana jodooohhhh

    BalasHapus
  22. Seru ya bisa merasakan hari raya di kota-kota yang berbeda. Setiap tempat punya tradisi dan makanan yang khas sehingga membuat momen kebersamaan jadi makin berkesan.

    BalasHapus
  23. Wah lebaran di kapal gitu rasanya sedih gak mas? Saya aja kadang sedih kalau gk bisa mudik...terpaksa lebaran dikostan...karena pas itu mudik masih dilarang...

    BalasHapus
  24. Banyak sekali pengalaman Idul Fitri nya bang, semuanya tentu sangat berkesan. Kalau saya jarang bepergian, paling banter Jakarta Bogor aja main nya, heheee...

    BalasHapus
  25. Sangat sangat kaya akan pengalaman berlebaran di berbagai kota, bahkan di atas kapal! Semoga nanti bisa berlebaran di Kota Ende ya huehehehe :D

    BalasHapus
  26. aku pernah lebaran di putussibau, bukan putusnyambung ya bang wkwk. yang berkesan pas ramadhan sih, suka banget sama yang pastel isi singkong sama teri itu ho, dicocolin sambel aduh ngiler nih.

    BalasHapus
  27. wadaw, pernah lebaran di kapal juga. emang dari dulu berbakat traveler sih, ya

    BalasHapus
  28. Wow, kaya banget pengalaman ber-Idul Fitri-nya. Yang di kapal kayanya seru 😁

    BalasHapus

Silahkan memberi komentar sesuai isi artikel yah. Mohon maaf spam dan link aktif akan dihapus. Terima kasih sobat...👍👍👍

:) :( hihi :-) :D =D :-d ;( ;-( @-) :P :o -_- (o) :p (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ $-) (y) (f) x-) (k) (h) cheer lol rock angry @@ :ng pin poop :* :v 100

Next article Next Post
Previous article Previous Post