-->

Tugu Perdamaian Palu, Simbol Rekonsiliasi Sekaligus Tempat Evakuasi Tsunami

author photo Januari 10, 2019
Tugu Perdamaian Palu, Simbol Rekonsiliasi Sekaligus Tempat Evakuasi Tsunami

JejakBede - Tugu Perdamaian Palu, Simbol Rekonsiliasi Sekaligus Tempat Evakuasi Tsunami.

Tugu Perdamaian Palu terletak pada ketinggian sekitar 250 meter di atas permukaan laut. Jika ditarik garis  lurus ke arah barat, jarak tugu perdamaian palu ini ke pantai Palu sekitar 4 kilometer.

Karena ketinggiannya dan juga jaraknya dari pantai cukup jauh, Tugu Perdamaian Palu ini menjadi salah satu tempat evakuasi warga saat gempa dan tsunami Palu, 28 September 2018 silam.

Termasuk keluarga saya ☹☹☹.

Tugu Perdamaian Palu dibangun sebagai simbol tercapainya perdamaian pada warga yang pernah terlibat konfilik sara di Poso.

Tugu Perdamaian Palu ini sejatinya terdiri dari dua objek berbeda yang berada dalam kawasan taman perdamaian Palu. Bagian pertama adalah Tugu Nosarara Nosabatutu seperti pada gambar di atas. 

Nosarara Nosabatutu berasal dari semboyan asli Suku Kaili yang berarti bersaudara dan bersatu.

Semboyan ini teruji lagi dengan bencana gempa dan tsunami Palu, yang telah menyebabkan kerusakan dan korban jiwa yang luar biasa di Kota Palu dan juga Donggala. Kini warga Palu terus bersaudara dan bersatu membangun kembali kampung halamannya.

Bagian lain dari Tugu Perdamaian Palu  adalah Gong Perdamaian Nusantara atau lebih dikenal dengan nama Gong Perdamaian saja. Gong Perdamaian terletak di dalam atau menjadi bagian bangunan Tugu Perdamaian Palu.

Gong Perdamaian Nusantara menjadi simbol semangat persatuan seluruh bangsa Indonesia. Pada gong tersebut terdapat simbol-simbol keberagaman yang ada di negara kita.
Gong Perdamaian Nusantara di dalam Tugu Perdamaian Palu
Bersama ibu dan ponakan-ponakan di Gong Perdamaian Nusantara

Foto pada Tugu Perdamaian Palu di atas tepatnya pada Gong Perdamaian tersebut diambil setahun sebelum kejadian gempa dan tsunami Palu 2018. Saat itu saya sedang mudik ke Palu menjenguk orangtua. 

Saat gempa 28 September 2018, dua orang ponakan saya dievakuasi orang lain ke sini. Mereka terpisah dari rombongan keluarga besar yang mengungsi ke tempat yang lain.

Kurang lebih selama 6 jam mereka berada di sini bersama orang-orang yang mereka tidak kenal dalam suasana gelap gulita karena lampu listrik padam total.

Ponakan yang paling besar menceritakan dia melihat bagaimana gelombang tsunami menerjang pantai dan seketika lampu-lampu listrik padam. Dia memeluk adiknya karena dia pikir orang tuanya ikut tergulung gelombang tsunami.

Dia melihat langsung bagaimana bangunan besar (sebenarnya gudang pengolahan garam) rata tersapu gelombang tsunami. Meski sebenarnya rumah orang tuanya dan kakek neneknya  (ortu saya)  jauh dari pantai.

Pukul 12 malam karena sudah kedinginan di Tugu Perdamaian Palu, dia memberanikan diri pada salah satu warga untuk minta diantarkan ke rumah kakek-neneknya.

Seingatnya kakek tidak ikut lari mengungsi. Sebenarnya ayah saya bertahan di kompleks rumah karena melihat jarak yang cukup aman dan karena ketinggal dievakuasi oleh adik saya.

Sebaliknya ibu saya dan adik saya dengan segala kepanikan langsung memboyong semua keluarga yang ada ke dalam mobil kemudian bergegas bergerak ke tempat yang lebih tinggi.

Anaknya sendiri malah terbawa orang lain ke mengungsi ke Tugu Perdamaian Palu tersebut bersama arus massa yang lain.
Lembah Palu terlihat dari Tugu Perdamaian Palu
Lembah Palu terlihat dari Tugu Perdamaian Palu

Arus massa yang berlari menyelamatkan diri ke Tugu Perdamaian Palu di dominasi warga  dari arah pantai Talise dan Tondo Palu.

Warga dari sekitar pantai yang masih sempat lolos dari terjangan tsunami berlari dan juga menggunakan kendaraan yang bergerak menuju ke Tugu Perdamaian Palu.

Kepanikan dan kebingungan membuat mereka terus berlari karena meski sebenarnya pada kawasan 1 km sebelum Tugu Perdamaian sudah relatif tinggi dan aman dari jangkauan tsunami.

Sebagaimana terlihati foto Tugu Perdamaian Palu, warga yang tiba lebih awal di sini tentunya dapat menyaksikan dahsyatnya terjangan gelombang tsunami, sebagaimana cerita ponakan saya di atas.

Gempa dan tsunami Palu telah menghancurkan keindahan pantai di teluk Palu hingga Donggala.
Penampang ketinggian dari pantai ke Tugu Perdamaian Palu
Penampang ketinggian dari pantai ke Tugu Perdamaian Palu

Berdasarkan profil penampang ketinggian di atas, jarak yang sudah aman adalah setelah 1 km dari bibir pantai.

Menurut info kolega saya yang melakukan survei pasca tsunami Palu, gelombang tsunami tertinggi memang berada pada pantai yang lurus mengarah ke Tugu Perdamaian Palu.

Ketinggian tsunami pada pantai tersebut mencapai 10 meter. Kitapun jika berada pada situasi yang sama pasti akan berusaha lari sekencang-kencangnya ke arah yang lebih tinggi di mana saja.


Gempa dan Tsunami Palu serta Peringatan Dini

Jumat 28 September 2018 pukul 16.00 WIB saat itu saya dan rombongan dalam proses boarding di bandara Soekarno Hatta menuju Sydney.

Melalui notif twitter saya mendapat notifikasi @infoBMKG mengenai gempa palu sekitar pukul 17.02 wib. Seketika saya menghubungi seluruh keluarga saya di Palu, namun tidak ada yang bisa tersambung. 

Pukul 17.07 WIB peringatan  tsunami Palu dirilis BMKG. Hal ini semakin menambah kekalutan saya. Keluarga besar di Palu sama sekali tidak ada yang bisa dihubungi.

Yang bisa tersambung hanya yang berada di luar Palu yang juga sama bingungnya. Media mainstream baru sampai pemberitaan tentang kerusakan gempa namun belum menginfokan terjadinya tsunami di Palu dan Donggala.

Kepanikan saya terus bertambah karena di grup-grup WA mulai beredar foto-foto kerusakan akibat gempa yang berpusat di teluk Palu. Hanya doa yang bisa saya panjatkan untuk keselamatan orang tua dan keluarga besar saya di Palu.

30 menit kemudian  atau pada 17.37 WIB BMKG menyatakan bahwa peringatan dini Tsunami sudah berakhir. Saya masih belum terhubung dengan keluarga.

Salah satu ponakan jauh yang hapenya sempat aktif mengabarkan dia sedang berlari karena informasi gelombang tsunami yang sangat tinggi. Tempat yang paling tinggi dari rumahnya ya daerah di sekitar Tugu Perdamaian Palu tersebut.

Hal pengakhiran peringatan dini tsunami Palu pada 17.37 WIB membuat netijen menyerang BMKG karena dianggap terlalu cepat mengakhiri peringatan dini tsunami tersebut.

Publik merasa justru tsunami Palu terjadi atau masih terjadi setelah pukul 17.37 WIB. BMKG kemudian merilisi timeline peringatan dini tsunami palu seperti pada infografis di bawah ini.

Timeline peringatan dini tsunami Palu

Sejujurnya belum ada yang bisa memberikan fakta bahwa setelah pukul 17.37 WIB tsunami masih terjadi. Menurut saya, biasnya waktu terjadinya tsunami adalah karena video tsunami yang beredar diterima warga adalah setelah pukul 18 wib. Seolah-olah pada saat mereka menerima video tersebut tsunami masih terjadi. Padahal tsunami telah surut. Delaynya video tsunami tersebut karena jaringan komunikasi memang  terputus. 

Saya baru mendapat kabar keluarga sama setelah tiba di Brisbane, sekitar pukul 07.00 wib keesokan harinya.

Melalui WA adik saya mengabarkan kalo ortu kami, dia dan keluarganya serta adik kami yang lain selamat. Tapi saat itu dia tidak mau menceritakan secara rinci kejadian yang mereka alami.
Sampai hari kedua, keluarga belum berani masuk ke rumah

Belakangan kemudian baru saya tahu jika saat gempa mereka terpisah. Dia dan ibu bersama beberapa ponakan dengan mobil mengungsi ke arah timur yang memang lebih tinggi.

Ayah kami tertinggal di rumah karena suasana yang panik. Anaknya dua orang terbawa orang lain ke Tugu Perdamaian Palu.

Setelah jam 12 malam mereka baru bertemu, 6 jam setelah terpisah dengan penuh kekhawatiran dan kebingungan.

Adik saya yang satu lagi rumahnya tenggelam karena liquifaksi. Ini yang paling dramatis. Karena istri dan anak-anaknya hampir tenggelam bersama rumahnya yang terbawa liquifaksi.

Keajaiban terjadi, lantai teras yang mereka pijak tiba-tiba terangkat pada saat bagian rumah yang lain tenggelam.

Seketika dia menyeret ketiga anaknya melompat ke arah jalan yang belum terbenam. Subhanallah... Pertolongan yang maha kuasa.
Rumah tenggelam karena liquifaksi gempa Palu 2018
Rumah yang ditempati adik saya dan keluarganya, telah menjadi rawa karena liquafaksi.


Pelajaran dari Tsunami Palu

Kejadian tsunami Palu memberikan pelajaran bagi kita semua. Seketika jika  terjadi gempa, jika berada di dekat pantai sebaiknya segera mencari tempat yang lebih aman.

Ada atau tidak peringatan dini tsunami. Kecepatan gelombang tsunami palu begitu cepat mendahului peringatan dini yang ada.

Hal ini tentu berkenaan dengan tsunami yang dipicu oleh gempa tektonik. Lain halnya kejadian tsunami Anyer, juga memberika pelajaran bahwa tsunami terjadi tidak saja oleh karena gempa.

Pemahaman pengurangan resiko bencana dengan belajar dari kejadian yang ada perlu terus kita berikan pada diri kita dan lingkungan kita.


Begitulah sobat sekelumit kisah beberapa keluarga saya yang sempat mengungsi ke Tugu Perdamaian Palu karena berusaha menyelamatkan diri dari ancaman tsunami.

Semoga kita bangsa Indonesia bisa segera bangkit dan belajar dari bencana yang terjadi.

30 Komentar untuk "Tugu Perdamaian Palu, Simbol Rekonsiliasi Sekaligus Tempat Evakuasi Tsunami"

  1. Merinding aku bacanya bang. Waktu kejadian, aku juga sedang mantau twitter karena ada link yang harus dishare. Ketika video pertama yg di pantai itu muncul, si pengunggah malah dibully netizen dituduh hoaks. Apalagi BMKG tidak bereaksi, seperti tidak menyadari bencana besar itu. Saya yakin video itu bukan hoaks karena bbrp teman mengenali tempat itu. Jika BMKG mengakui kekurangan alat deteksi, seharusnya mereka tidak mengabaikan video warga. Kalau tidak yakin, setidaknya mereka mau segera mengecek kebenarannya. Geram betul saya waktu itu pada netizen yg main bully saja. Paling nggak bisa berkata apa-apa itu waktu lihat video likufaksi. Allahu akbar, tanah solid bisa jadi bubur jika Allah menghendaki. Semoga keluarga abang bisa bangkit lagi & semua diberi kesehatan serta hidup yg tenang. Aamiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba. Saat menerima video tentang tsunami palu saya sudah mengenali itu pantai Palu.
      Dapat dimaklumi jika banyak yg tidak yakin karena di negara kita produksi hoax sangat tinggi.

      Saya share timeline yang dirilis BMKG mulai dari gempa hingga pengakhiran tsunami.

      Hapus
  2. ketika melihat di video bagaimana tanah bergerak karena liquifaksi, saya ngeri. tanahnya bergerak layaknya aliran sungai.
    dan syukur mas, keluarga selamat semua ya..
    Benar sekali, kalau gempa di dekat laut, mesti segera mencari daerah tinggi dengan segera, agar terhindar tsunami.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Liquifaksi kejadian yang menambah parah kerusakan dan korban jiwa di Palu. Fenomena ini jg blm banyak disosialisasikan kpd masyarakat.

      Hapus
  3. Saya bacanya sambil merinding. Syukur keluarga selamat. Benar-benar harus banyak belajar mengenai bencana. Mungkin sudah saatnya semua studi kelayakan bangunan, studi tanah, dan lain-lain dikaji ulang dan disebarkan pada masyarakat dalam bentuk yang mudah dipahami.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih mba. Tuhan masih melindungi keluarga saya.

      Peer pemerintah memang masih banyak dalam kaitan mencerdaskan masyarakat dalam hal aksi aksi pengurangan resiko bencana

      Hapus
  4. Semoga Indonesia mampu membuat sistem deteksi bencana yang lebih baik lagi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harapan kita bersama agar masyarat ikut sadar bencana

      Hapus
  5. Alhamdulillah ponakan dan keluarga Mas bang Day baik2 saja...moga2 system emergency alert terhadap natural disaster bisa diterapkan...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mb Alhamdulillah semua jiwa selamat.
      Ya semoga kita segera bisa memiliki sistem peringatan dini yang terintegrasi

      Hapus
  6. Alhamdulillah seluruh keluarga selamat semua ya bang day, saya gak bisa ngebayangin itu klo trjadi sama saya, anak sama keluarga yang lain sempet terpisah, qadarullah masih dilindungi sama Allah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya.... Allah masih melindungin keluarga kami. Turut sedih juga karena saudara2 jauh, teman2 kami banyak menjadi korban.
      Terima kasih atas kunjungannya

      Hapus
  7. Turut berduka atas kehilangan yang diderita sanak-saudara Bang Day di Palu. Semoga Tuhan menggantinya dengan yang lebih baik.

    Monumen perdamaian pasca konflik Poso ini ternyata punya hikmah ya, jadi penyelamat juga ketika bencana alam. Mudah-mudahan tiada lagi bencana, baik buatan manusia maupun alam, di bumi nusantara.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih bang Doel atas simpatinya. Aamiiin.

      Iya bang Doel, tugu ini merupakan simbol perdamaian. Dari tugus sini kita bisa menikmati keindahan teluk Palu. Sayang sekarang semuanya hancur.

      Hapus
  8. Fakta di lapangan dan video yang beredar terkadang tidak sinkro, hal inilah yang banyak menimbulkan gejolak berlebih.

    Harapan saya, semoga tidak terjadi lagi tsunami di palu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas Indra. publik menilai berdasarkan asumsi bukan berdasarkan fakta.

      Aamiiin... semoga tidak ada lagi bencana yang terjadi

      Hapus
  9. Sungguh mengerikan sekali bencana yg terjadi di Palu,...syukurlah kekuarga disana selamat. Semoga semua kerusakan bisa cepat diperbaiki.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas, alhamdulillah selamat semuanya. Saat ini masih berbenah semua dengan segala keterbatasan yang ada. Insya Allah semua tetap semangat untuk bangkit

      Hapus
  10. Saya jadi ingat sara yang ada di palu. Berita yang ada di Palu waktu itu benar-benar saya ikuti. Lihat pertumbahan darah, saling membunuh, photo mayat-mayat bergelimpangan, ngeri saya melihatnya.
    BMKG kadang kasihan juga ya, jika ada bencana selalu jadi tempat pelampiasan marah.
    Kejadian yang ada di Palu menjadi pelajaran yang sangat berharga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masa lalu yang kelam bang, konflik sesama saudara yang diprovokasi pihak lain.
      Trims supportnya Bang

      Hapus
  11. Wah Palu tetap terlihat menawan pasca bencana. Semoga tidak ada lagi bencana yang menimpa saudara2 disana dan di tanah air ini, aamiin...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Bencana tidak bisa kita cegah namun kita bisa bekerja bersama-sama melakukan usaha pengurangan resiko bencana

      Hapus
  12. Awalnya kagum sama tugu perdamaian, tetapi tulisan selanjutnya menceritakan kejadian gempa dan likuifaksi. Bacanya bikin ngeri, tidak bisa terbayangkan kepanikan warga saat itu. Alhamdulillah, keluarga bang Day bisa terselamatkan walaupun saat kejadian terpisah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kemana aja mba baru nongol. Maaf yang saya tag di G+ 😁

      Alhamdulillah Allah masih melindungi keluarga saya, dan tetap prihatin pada sebagian teman2 saya yang kehilangan anggota keluarganya

      Hapus
  13. Suwer saya sambil nangis ini bacanya, ga kebayang kalo itu terjadi sama sy, semoga jangan sampe ya.
    Jujur kdg saya jg kuwatir krn sy tinggal d pulau yg kesemuanya mepet sama pantai.
    Plajaran dan peringatan utk kita semua.

    Semoga kita semua selalu mendapat pertolongan Nya.

    #sambilngusapmata

    BalasHapus
    Balasan
    1. Keluarga saya masih lebih beruntung mba. Yang memilukan jauh lebih banyak.
      Iya mba, smg kita semua selalu terhindar dari bencana. Aamiiin

      Hapus
  14. Sedih saya kalau mengingat apalagi membaca bencana ini lagi.
    Padahal kalau dilihat sekilas, lokasi kota yang diterjang tsunami itu kayak selat gitu ya bang, bukan kayak Makassar yang berhadapan langsung dengan lautan lepas.

    semoga Allah senantiasa melindungi kita semua aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiiin.
      Justru krn selat maka energi gelombang jadi menguat :(

      Hapus
  15. Kalau dilihat dari peta, lumayan jauh juga ya sebenarnya dari pantai.
    Wah tidak kebayang saat orang berlarian menuju tempat tugu perdamaian

    BalasHapus

Silahkan memberi komentar sesuai isi artikel yah. Mohon maaf spam dan link aktif akan dihapus. Terima kasih sobat...👍👍👍

:) :( hihi :-) :D =D :-d ;( ;-( @-) :P :o -_- (o) :p (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ $-) (y) (f) x-) (k) (h) cheer lol rock angry @@ :ng pin poop :* :v 100

Next article Next Post
Previous article Previous Post